Hidup di kota yang aman, bersih dan memiliki infrastruktur yang baik adalah dambaan masyarakat di dunia. Namun apa daya jika sebuah kota diabaikan dan tidak dikelola dengan baik oleh pemerintahnya, masyarakat kota akan terancam oleh para pelaku kejahatan yang berdatangan dan menjadikan kota tersebut menjadi rumah mereka. Ketika polisi udah enggan lagi berpatroli dan para aparat lainnya sudah tidak memperhatikan anak-anak yang sudah tidak sanggup bersekolah karena orangtua mereka tidak memiliki pekerjaan. Pengabaian tersebut akan dimanfaatkan oleh para otak kejahatan untuk meraup keuntungan dari kondisi psikologi dansosiologi masyarakat yang sudah tidak diakomodasi lagi oleh pemerintah. Berikut uniknya.com merangkum 5 kota di dunia yang buruk bagi anak-anak:
1. Complexo do Alem=C3=A3o, Rio de Janeiro, Brasil
Kota Rio de Janeiro, merupakan wolayah utama di Brasil untuk penyebaran kokain, bahkan kegiatan ilegal tersebut dilindungi oleh para aparat pemerintahnya yang korup. Para bandar memiliki hubungan istimewa dengan tokoh-tokoh keamanan, politik dan bahkan tidak menutup kemungkinan tokoh agama. Maka tidak heran jika para anggota geng dan penjual narkoba dengan bebas membawa senjata api dan termasuk artileri berat berkeliaran di masyarakat. Karenanya para penjahat tersebut tidak segan untuk berhadapan ataupun terlibat baku tembak dengan para petugas polisi.
Namun kondisi itu sudah berubah sejak 2010. Sementara itu ada sebuah kawasan yang situasi dan kondisinya lebih buruk di bandingkan dengan tetangganya Rio de Janeiro. Yakni kawasan Favela Complexo do Alemao, sebuah kawasan yang kelebihan penduduk, banyak pengangguran dan tingkat kekerasan dan kejahatan yang tinggi. Dikabarkan sejak era 1980"an hingga 2010, kawasan ini menjadi tempat favorit bagi para pecandu, gengster dan aparat-aparat korup untuk bersenang-senang. Maka tak heran apabila banyak terjadi kekerasan dan peperangan antar geng yang terjadi, mereka memperebutkan kawasan dan atau jalur perdagangan. Sehingga pihak kepolisian setempat pun hampir tidak berdaya menghentikan dan melawan geng-geng yang ada di kawasan tersebut.
Namun dalam rangka menyambut Piala Dunia FIFA 2014 yang akan berlangsung di Brasil, dua tahun belakangan para aparat kepolisian Brasil gencar melakukan razia untuk menekan angka kejahatan dan peperangan antar geng. Meski mereka harus menggunakan senjata dan kendaraan berat untuk menghadapi gempuran para anggota geng. Pada 23 Juli lalu, pihak kepolisian Brasil mengklaim telah menewaskan 23 orang pelaku kejahatan, meski seorang perwira polisi harus tewas dalam sebuah pertempuran di Nova Brasilia, bagian dari kawasan Complexo do Alemao. Dan sekarang kawasan Favela pun berhasil dikuasai dan dikendalikan oleh pihak kepolisian. Namun untuk bisa menguasai tempat tersebut pihak polisi harus melemparkan granat, mengerahkan 500 personelnya, untuk meruntuhkan pertahanan yang dijaga oleh 1,800 anggota geng.
2. Cit=C3=A9 Soleil, Port-Au-Prince, Haiti
Salah satu kawasan di kepulauan Karibia, memiliki sebuah kota yang tidak bersahabat dan sangat buruk untuk ditinggali, yakni Cite Soliel, sebuah kawasasan di Port Au Prince, ibukota Haiti. Namun meskipun pada 2010 lalu kawasan ini menjadi salah satu kota yang hancur akibat diguncang gempa bumi, tetap saja memiliki angka kejahatan yang cukup tinggi.
Cite Soliel terutama bagian utara, merupakan kawasan kumuh terbesar di Haiti. Kawasan Cite Soliel merupakan kawasan yang didominasi oleh para pengangguran, dengan sanitasi yang buruk bahkan tidak memiliki jaringan listrik yang stabil. Seperti halnya Rio, masyarakat Cite Soleil sudah tidak asing lagi mendengar suara tembakan, rintihan dan jeritan kesakitan, karena di kawasan ini tingkat kejahatan dan kekerasan sangat tinggi. Bahkan sesama tetangganya saja sudah saling mencuri.
Dan biskuit ataupun roti yang bercampur dengan tanah dan minyak, sudah tidak segan lagi untuk mereka jadikan sarapan ataupun makan malam. Permasalahan keamanan kota Port Au Prince, semakin pelik ketika para tahanan berhasil kabur akibat penjara yang rusak oleh gempa bumi. Bahkan karena sudah kewalahan pihak kepolisian mengumumkan kepada masyarakat agar menjaga diri mereka masing-masing, karena jumlah pelaku kriminal yang berada di masyarakat sudah terlalu banyak dan tidak dapat bedakan lagi.
3. Nyanga, Cape Town, Afrika Selatan.
Cape Town merupakan kota tempat para pelaku kejahatan, penjual narkoba-senjata, mengendalikan kejahatanya di wiliyah Western Cape. Bahkan di wilayah Cape Flats saja dikabarkan terdapat 120 geng yang telah beroperasi, bahkan rata jumlah orang yang terbunuh adalah 46,15% dari 100.000 penduduk Sementara kota tetangganya, Nyanga adalah tempat yang paling berbahaya di Afrika Selatan. Dari April 2011 hingga Maret 2012, telah terjadi 233 kasus pembunuhan yang dilakukan oleh para penjahat setempat. Bukan itu saja, di Nyanga telah terjadi 1.046 kasus penyerangan dan 2.000 kasus narkotika.
Disimpulkan angka kejahatan yang terjadi di Cape Town selalu naik setiap tahunnya. Beberapa alasan yang disebut-sebut sebagai pemicu tindak kekerasan selain akibat ulah para anggota geng dan penjual narkoba, adalah tingkat konsumsi minuman beralkohol yang tinggi selain banyaknya pelajar yang dikeluar dan keluar dari sekolahnya. Dikatakan 70% penduduk Nyanga adalah pengangguran, dan HIV serta AIDS juga menjadi masalah utama di kota tersebut.
4. La Perla, San Juan, Puerto Rico
Kota San Juan terkenal dengan kejahatannya, dan salah satu wilayah kota yang paling brutal dan buruk adalah La perla. Kawasan La Perla merupakan pemukiman padat dan rapat. Berdasarkan sejarahnya, pada abad ke 19, La Perla dijadikan sebagai kawasan pemotongan hewan, kemudian berkembang menjadi pemukiman para pekerja dan gelandangan.
Ketika memasuki era modernisasi pemerintah Puerto Rico mengabaikan area ini, dan mempersilahkan para penduduknya untuk mengelolanya sendiri. Namun kebijakkan ini malah menjadi bumerang bagi pemerintah Puerto Rico, wilayah tersebut menjadi kotanya para pelaku kriminal. Bahkan kota ini terkenal dengan sebutan "bazaar grosir narkoba" sekaligus industri pembuatan narkoba, maka tidak heran pendapatan La Perla sangat besar. Bahkan jika terjadi berbagai peperangan, pembunuhan para polisi dapat menduga bahwa permasalah yang melatar belakanginya adalah narkoba.
5. Ciudad Bolivar, Bogot=C3=A1, Kolombia
Ciudad Bolivar merupakan kota yang ramai dan dipadati oleh para penduduk imigran kelas bawah. Bahkan saking miskinnya, mereka harus membangun sebuah rumah dengan bahan seadaanya, seng, plastik, kayu, plastik dan lainnya.
Ciudad Bolivar adalah wilayah dengan infrastruktur dan kondisi sosial terburuk di Bogota. Banyak rumah yang didirikan secara ilegal meski tidak memiliki fasilitas yang memadai, penduduknya pun kebanyakan tidak memiliki pekerjaan. Sehingga seperti keempat kota sebelumya, Ciudad Bolivar menjadi sasaran dan tempat yang baik untuk mengembangkan bisnis ilegal. Beberapa gang, bandar narkoba, dan mucikari banyak berkeliaran di kota ini. Para penduduk Kota Ciudad Bolivia sudah tidak asing lagi dengan peperangan antar geng, kekerasan, pemerkosaan dan kejahatan lainnya. Bukan itu saja para bandar narkoba, geng bahkan kelompok pemberontak, banyak merekrut penduduk Ciudad Bolivar untuk dijadikan milisi sipil ataupun anggota geng.
1. Complexo do Alem=C3=A3o, Rio de Janeiro, Brasil
Kota Rio de Janeiro, merupakan wolayah utama di Brasil untuk penyebaran kokain, bahkan kegiatan ilegal tersebut dilindungi oleh para aparat pemerintahnya yang korup. Para bandar memiliki hubungan istimewa dengan tokoh-tokoh keamanan, politik dan bahkan tidak menutup kemungkinan tokoh agama. Maka tidak heran jika para anggota geng dan penjual narkoba dengan bebas membawa senjata api dan termasuk artileri berat berkeliaran di masyarakat. Karenanya para penjahat tersebut tidak segan untuk berhadapan ataupun terlibat baku tembak dengan para petugas polisi.
Namun kondisi itu sudah berubah sejak 2010. Sementara itu ada sebuah kawasan yang situasi dan kondisinya lebih buruk di bandingkan dengan tetangganya Rio de Janeiro. Yakni kawasan Favela Complexo do Alemao, sebuah kawasan yang kelebihan penduduk, banyak pengangguran dan tingkat kekerasan dan kejahatan yang tinggi. Dikabarkan sejak era 1980"an hingga 2010, kawasan ini menjadi tempat favorit bagi para pecandu, gengster dan aparat-aparat korup untuk bersenang-senang. Maka tak heran apabila banyak terjadi kekerasan dan peperangan antar geng yang terjadi, mereka memperebutkan kawasan dan atau jalur perdagangan. Sehingga pihak kepolisian setempat pun hampir tidak berdaya menghentikan dan melawan geng-geng yang ada di kawasan tersebut.
Namun dalam rangka menyambut Piala Dunia FIFA 2014 yang akan berlangsung di Brasil, dua tahun belakangan para aparat kepolisian Brasil gencar melakukan razia untuk menekan angka kejahatan dan peperangan antar geng. Meski mereka harus menggunakan senjata dan kendaraan berat untuk menghadapi gempuran para anggota geng. Pada 23 Juli lalu, pihak kepolisian Brasil mengklaim telah menewaskan 23 orang pelaku kejahatan, meski seorang perwira polisi harus tewas dalam sebuah pertempuran di Nova Brasilia, bagian dari kawasan Complexo do Alemao. Dan sekarang kawasan Favela pun berhasil dikuasai dan dikendalikan oleh pihak kepolisian. Namun untuk bisa menguasai tempat tersebut pihak polisi harus melemparkan granat, mengerahkan 500 personelnya, untuk meruntuhkan pertahanan yang dijaga oleh 1,800 anggota geng.
2. Cit=C3=A9 Soleil, Port-Au-Prince, Haiti
Salah satu kawasan di kepulauan Karibia, memiliki sebuah kota yang tidak bersahabat dan sangat buruk untuk ditinggali, yakni Cite Soliel, sebuah kawasasan di Port Au Prince, ibukota Haiti. Namun meskipun pada 2010 lalu kawasan ini menjadi salah satu kota yang hancur akibat diguncang gempa bumi, tetap saja memiliki angka kejahatan yang cukup tinggi.
Cite Soliel terutama bagian utara, merupakan kawasan kumuh terbesar di Haiti. Kawasan Cite Soliel merupakan kawasan yang didominasi oleh para pengangguran, dengan sanitasi yang buruk bahkan tidak memiliki jaringan listrik yang stabil. Seperti halnya Rio, masyarakat Cite Soleil sudah tidak asing lagi mendengar suara tembakan, rintihan dan jeritan kesakitan, karena di kawasan ini tingkat kejahatan dan kekerasan sangat tinggi. Bahkan sesama tetangganya saja sudah saling mencuri.
Dan biskuit ataupun roti yang bercampur dengan tanah dan minyak, sudah tidak segan lagi untuk mereka jadikan sarapan ataupun makan malam. Permasalahan keamanan kota Port Au Prince, semakin pelik ketika para tahanan berhasil kabur akibat penjara yang rusak oleh gempa bumi. Bahkan karena sudah kewalahan pihak kepolisian mengumumkan kepada masyarakat agar menjaga diri mereka masing-masing, karena jumlah pelaku kriminal yang berada di masyarakat sudah terlalu banyak dan tidak dapat bedakan lagi.
3. Nyanga, Cape Town, Afrika Selatan.
Cape Town merupakan kota tempat para pelaku kejahatan, penjual narkoba-senjata, mengendalikan kejahatanya di wiliyah Western Cape. Bahkan di wilayah Cape Flats saja dikabarkan terdapat 120 geng yang telah beroperasi, bahkan rata jumlah orang yang terbunuh adalah 46,15% dari 100.000 penduduk Sementara kota tetangganya, Nyanga adalah tempat yang paling berbahaya di Afrika Selatan. Dari April 2011 hingga Maret 2012, telah terjadi 233 kasus pembunuhan yang dilakukan oleh para penjahat setempat. Bukan itu saja, di Nyanga telah terjadi 1.046 kasus penyerangan dan 2.000 kasus narkotika.
Disimpulkan angka kejahatan yang terjadi di Cape Town selalu naik setiap tahunnya. Beberapa alasan yang disebut-sebut sebagai pemicu tindak kekerasan selain akibat ulah para anggota geng dan penjual narkoba, adalah tingkat konsumsi minuman beralkohol yang tinggi selain banyaknya pelajar yang dikeluar dan keluar dari sekolahnya. Dikatakan 70% penduduk Nyanga adalah pengangguran, dan HIV serta AIDS juga menjadi masalah utama di kota tersebut.
4. La Perla, San Juan, Puerto Rico
Kota San Juan terkenal dengan kejahatannya, dan salah satu wilayah kota yang paling brutal dan buruk adalah La perla. Kawasan La Perla merupakan pemukiman padat dan rapat. Berdasarkan sejarahnya, pada abad ke 19, La Perla dijadikan sebagai kawasan pemotongan hewan, kemudian berkembang menjadi pemukiman para pekerja dan gelandangan.
Ketika memasuki era modernisasi pemerintah Puerto Rico mengabaikan area ini, dan mempersilahkan para penduduknya untuk mengelolanya sendiri. Namun kebijakkan ini malah menjadi bumerang bagi pemerintah Puerto Rico, wilayah tersebut menjadi kotanya para pelaku kriminal. Bahkan kota ini terkenal dengan sebutan "bazaar grosir narkoba" sekaligus industri pembuatan narkoba, maka tidak heran pendapatan La Perla sangat besar. Bahkan jika terjadi berbagai peperangan, pembunuhan para polisi dapat menduga bahwa permasalah yang melatar belakanginya adalah narkoba.
5. Ciudad Bolivar, Bogot=C3=A1, Kolombia
Ciudad Bolivar merupakan kota yang ramai dan dipadati oleh para penduduk imigran kelas bawah. Bahkan saking miskinnya, mereka harus membangun sebuah rumah dengan bahan seadaanya, seng, plastik, kayu, plastik dan lainnya.
Ciudad Bolivar adalah wilayah dengan infrastruktur dan kondisi sosial terburuk di Bogota. Banyak rumah yang didirikan secara ilegal meski tidak memiliki fasilitas yang memadai, penduduknya pun kebanyakan tidak memiliki pekerjaan. Sehingga seperti keempat kota sebelumya, Ciudad Bolivar menjadi sasaran dan tempat yang baik untuk mengembangkan bisnis ilegal. Beberapa gang, bandar narkoba, dan mucikari banyak berkeliaran di kota ini. Para penduduk Kota Ciudad Bolivia sudah tidak asing lagi dengan peperangan antar geng, kekerasan, pemerkosaan dan kejahatan lainnya. Bukan itu saja para bandar narkoba, geng bahkan kelompok pemberontak, banyak merekrut penduduk Ciudad Bolivar untuk dijadikan milisi sipil ataupun anggota geng.