Blog Ansyari - Jakarta,Belajar mengunyah dan menelan biasanya dilakukan oleh bayi. Bahkan bayi yang baru lahir saja sudah bisa menelan air susu ibu (ASI). Tapi seorang pria yang usianya sudah tergolong sepuh harus belajar mengunyah dan menelan lagi.
Mahesh Khatre, pria 53 tahun asal India ini tidak mampu menelan makanan. Ia adalah korban kecelakaan tabrak lari. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya perdarahan di otaknya.
Ia kehilangan kemampuan untuk menelan, suatu tindakan yang 600 kali sehari dilakukan oleh orang dewasa sehat. Kondisinya disebut oropharyngeal dysphagia, yang menyebabkannya tidak bisa mengunyah makanan, menelan dan memindahkan makanan ke kerongkongan.
Tindakan sederhana seperti menelan merupakan salah satu tugas yang paling rumit dilakukan sistem saraf pusat. Hal ini membutuhkan koordinasi yang tepat antara otak dan 50 pasang otot dan saraf di leher, sehingga memungkinkan makanan mencapai perut, bukan ke paru-paru.
Salah koordinasi sedikit saja dalam menelan, dapat mengubah atau bahkan mengancam kehidupan. Seseorang bisa sesak napas karena tersedak air liur atau cairan yang turun hingga kerongkongan. Seperti halnya bernapas, menelan juga merupakan tindakan yang disengaja dan dikendalikan oleh otak.
Tapi dalam kasus cedera otak atau gangguan saraf seperti Parkinson dan Alzheimer, hubungan saraf penting antara otak dan leher terputus. Inilah yang menyebabkan pasien harus bergantung pada tabung makan untuk tetap bertahan hidup.
Mahesh mengalami kecelakaan pada bulan Juni lalu. Ia tertabrak sepeda motor dan terluka di sisi kanan kepalanya. Meskipun bisa langsung bangun, tapi ia merasa pusing dan memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.
Dokter menemukan adanya perdarahan otak dan harus segera dioperasi. Ia tak sadarkan diri selama 2 minggu dan harus mendapatkan bantuan ventilator.
"Ketika saya sadar, tenggorokan saya kering dan saya menyadari bahwa saya tidak mampu menelan apa pun, termasuk air liur saya. Saya lupa bagaimana cara melakukannya. Saya menderita oropharyngeal dysphagia dan dokter mengatakan saya harus belajar bagaimana untuk menelan lagi," jelas Mahesh Khatre, seperti dilansir
timesofindia, Sabtu (25/8/2012).
Otak Mahesh mengalami keadaan hiper katabolik karena stres. Ia mulai membakar 2.000-2.400 kalori setiap hari meskipun tidak melakukan apa-apa kecuali berbaring di tempat tidur rumah sakit. Meskipun ia makan suplemen, asupan gizinya tidak bisa mengikuti. Alhasil, pria ini kehilangan 15 kg berat badan dalam dua bulan.
Banyak hal yang bisa terjadi, malnutrisi, dehidrasi berat, pneumonia aspirasi (radang paru-paru yang berasal dari menghirup udara tanpa filter).
"Yang saya butuhkan adalah mengajar diri sendiri bagaimana cara untuk menelan," tutupnya.