Menikah bagi sebagian orang beranggapan adalahmemasuki gerbang permasalahan yang pelik, tapi tidak menurutku. Menikah ituindah. Yah, menikah itu indah pikirku.
Inilah kisahku, aku yang dulunya gadis tomboyakhirnya memutuskan untuk memakai jilbab. Di saat itulah, aku bertemu denganpria yang menjadi suamiku saat ini.
***
Aku adalah seorang penyiar radio dan stafmarketing salah satu Rumah Sakit swasta di kotaku. Aku adalah pribadi yangmenurut banyak orang ramai, mudah berteman, lantas ada juga yang beranggapanendel (centil, dari bahasa Jawa).
Wah wah, mungkin karakter yang suka bergaul, mudah beradaptasi denganbanyak orang, dan cenderung suka bercandamuncul anggapan-anggapan semacam itu. Tapi apalah anggapan banyak orang,aku bersyukur masih banyak yang mau berteman denganku.
Aku dulunya adalah gadis tomboy (sepertinyakontras kalau dibilang kemayu atau centil). Ya begitulah gaya gadis tomboykebanyakan, maunya berpenampilan casual saja. Sampai-sampai koleksi baju tidakada yang berbentuk long dress, rok atau semacamnya. Hingga akhirnya akumemutuskan berjilbab pada tahun 2009.
Pada tahun yang sama, aku bertemu denganseseorang yang sekarang sudah berstatus suamiku. Sosok pria yang cukup dewasamenurut penilaianku. Selama kami menjalin pertemanan, kuanggap dia sebagaisosok kakak yang sering dengarkancerita-ceritaku.
Pada tahun yang sama pula, aku sudah mengalamiputus cinta yang kesekian kali. Singkat kata, akhirnya tak kuduga diamengungkapkan perasaannya. Kaget dan malu, itu yang aku rasakan. Selamaberteman, dia adalah pribadi cuek, tak tampak tanda dia suka atau apa. Akhirnyaluluh juga. Kami menjalin hubungan selama 8 bulan sampai akhirnya kamimemutuskan untuk menikah.