Masjid Qiblatain di Madinah berbeda dengan masjid lain yang ada di dunia. Masjid ini memiliki dua tempat imam salat dengan kiblat yang berlawanan. Tak percaya? Datang saja langsung saat traveling ke Madinah.
Masjid Qiblatain di jalan Khalid bin Al Walid, barat laut Kota Madinah adalah salah satu dari tiga masjid paling awal dalam sejarah Islam, selain Masjid Quba dan Masjid Nabawi. Dinamakan Qiblatain karena di masjid inilah umat muslim ditentukan arah kiblat salatnya menghadap Kabah di Masjidil Haram, Makkah.
Dulu, sebelum kiblat salat umat muslim ditentukan menghadap Kabah, arah kiblat salat menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem. Di masjid inilah arah kiblat diputar, seperti yang ditulis Islamic Landmarks, Selasa (24/7/2012).
Saat itu diriwayatkan Rasulullah SAW sedang menjalankan salat bersama para sahabat. Kemudian turun wahyu Allah yang memerintahkan mengubah arah kiblat ke Kabah di Makkah.
Mendengar perintah langsung itu, Rasulullah pun langsung memutar arah salat dari Baitul Maqdis ke Kabah. Sejak saat itu, arah kiblat umat Muslim pun berubah ke Kabah di Masjidil Haram, Makkah.
Untuk mengenang peristiwa penting itu, masjid lokasi penentuan arah kiblat diberi nama Qiblatain. Qiblatain berarti dua kiblat.
Tidak salah memang jika masjid ini diberi nama Qiblatain, karena ada dua tempat imam salat di sini. Hanya saja, tempat imam salat yang menghadap Baitul Maqdis sudah tidak dipakai karena perpindahan arah kiblat.
Jika masuk ke dalam, Anda bisa melihat sendiri bekas tempat imam salat. Tempat imam salat yang dulu dipakai saat kiblat menghadap Baitul Maqdis berupa pasir dan tidak ada sajadah. Sebaliknya, tempat salat imam yang sekarang telah memiliki mimbar khusus lengkap dengan sajadahnya.
Saat ini, Masjid Qiblatain menjadi salah satu tempat persinggahan wajib umat muslim yang sedang wisata religi ke Madinah. Mereka ingin melihat secara langsung saksi bisu perpindahan arah kiblat.