Di China, semua orang pasti mengenal desa Huaxi. Tak hanya dijuluki desa terkaya China, wilayah ini baru saja mendirikan menara supernya sendiri.
Hanya dua ribu orang terdata sebagai penduduk desa di Provinsi Jiangsu, China Timur itu. Namun, setiap orangnya memiliki rekening bank yang jumlah saldo setidaknya US$250 ribu atau sekitar Rp2,2 miliar. Ya, masing-masing.
Desa ini tak mau ketinggalan dengan kota-kota besar di Negeri Tirai Bambu. Sebab itulah mereka meresmikan gedung pencakar langit yang bentuknya mirip piala, setinggi 328 meter. Gedung ini tampak menjulang karena di sekitarnya tak ada gedung tinggi.
Untuk membuktikan betapa kayanya orang-orang di desa ini, sebuah patung kerbau menyambut tamu di lantai ke-60. Patung seberat satu ton itu terbuat dari emas padat dan nilainya mencapai Rp433,2 miliar.
Gedung yang memiliki 74 lantai itu memiliki 800 kamar yang hebatnya, cukup untuk menampung seluruh penduduk desa. Menara ini menjadi gedung tertinggi ke-15 di seluruh dunia, mengalahkan Menara Eiffel (324 m) dan Chrysler Building di New York (319 m).
Butuh empat tahun untuk menyelesaikannya dan membutuhkan dana 3 miliar yuan atau sekitar Rp4,2 triliun. Seluruh dana berasal dari kantong penduduk desa, untuk merayakan ulang tahun ke-50 mereka.
Setiap orang yang menyumbangkan dana untuk pembangunan gedung, diberi jatah saham 10 juta yuan. "Gedung ini menjadi simbol sifat kolektivitas kami," ujar seorang pejabat desa, Zhou Li.
Di bagian dalam, terdapat kolam renang dan kebun di atapnya. Kemudian sebuah restoran berkapasitas 1.500 orang. Bola besar di bagian atas, dibuka untuk umum bagi yang ingin melihat pemandangan seluruh kota.
Hanya dua ribu orang terdata sebagai penduduk desa di Provinsi Jiangsu, China Timur itu. Namun, setiap orangnya memiliki rekening bank yang jumlah saldo setidaknya US$250 ribu atau sekitar Rp2,2 miliar. Ya, masing-masing.
Desa ini tak mau ketinggalan dengan kota-kota besar di Negeri Tirai Bambu. Sebab itulah mereka meresmikan gedung pencakar langit yang bentuknya mirip piala, setinggi 328 meter. Gedung ini tampak menjulang karena di sekitarnya tak ada gedung tinggi.
Untuk membuktikan betapa kayanya orang-orang di desa ini, sebuah patung kerbau menyambut tamu di lantai ke-60. Patung seberat satu ton itu terbuat dari emas padat dan nilainya mencapai Rp433,2 miliar.
Gedung yang memiliki 74 lantai itu memiliki 800 kamar yang hebatnya, cukup untuk menampung seluruh penduduk desa. Menara ini menjadi gedung tertinggi ke-15 di seluruh dunia, mengalahkan Menara Eiffel (324 m) dan Chrysler Building di New York (319 m).
Butuh empat tahun untuk menyelesaikannya dan membutuhkan dana 3 miliar yuan atau sekitar Rp4,2 triliun. Seluruh dana berasal dari kantong penduduk desa, untuk merayakan ulang tahun ke-50 mereka.
Setiap orang yang menyumbangkan dana untuk pembangunan gedung, diberi jatah saham 10 juta yuan. "Gedung ini menjadi simbol sifat kolektivitas kami," ujar seorang pejabat desa, Zhou Li.
Di bagian dalam, terdapat kolam renang dan kebun di atapnya. Kemudian sebuah restoran berkapasitas 1.500 orang. Bola besar di bagian atas, dibuka untuk umum bagi yang ingin melihat pemandangan seluruh kota.