- Jika selama ini Indonesia memiliki kopi luwak yang dikenal dunia
dengan cita rasanya yang khas serta dijual dengan harga tinggi. Nampaknya kopi luwak ini telah mendapatkan pesaing yaitu kopi dari kotoran gajah.Sebuah resor di Chiang Rai, Thailand, mengembangkan jenis kopi baru, yang diproses dari kotoran gajah yang mereka pelihara sendiri. Bahkan Hotel Anantara mengklaim bahwa kopi mereka adalah yang termahal di dunia.
"Sebuah penelitian menunjukkan bahwa selama proses pencernaan, enzim gajah memecah protein kopi. Protein merupakan salah satu faktor utama dari cita rasa pahit, maka pemecahan protein mengurangi rasa pahit itu sendiri," kata resor dalam rilisnya, sebagaimana dilansir CNNGO, (12/10).
Harga kopi kotoran gajah dibanderol USD 1.100 (Rp 10 juta) per kg atau USD 50
(Rp 480.250) per cangkir. Sebagai perbandingan, kopi kotoran luwak dijual seharga USD 500-600 (Rp 4,8-5,7 juta) per kg atau USD 30 (Rp 288.150) per cangkir. Nampaknya kopi luwak benar-benar mendapatkan pesaing berat. Namun cita rasa kopi tersebut tetap tergantung dari selera para konsumen masing-masing.
Organic production: Black Ivory coffee is now
the world"s most expensive varieties costing $1,100 (685) per kilogram.
Thai women collect the dung in Chiang Rai province, northern Thailand,
before sifting through for beans
Master barista: Elephants are fed coffee
cherries before they are collected in their dung. The animals" digestive
process is said to give the beans their unique flavour
Kopi termahal di dunia berasal dari kotoran gajah
Indonesia bisa berbangga hati karena dapat menghasilkan kopi termahal
di dunia. Di Inggris, secangkir kopi luwak dijual dengan harga Rp 1
juta, sedangkan di Indonesia harganya bisa bervariasi. Harga secangkir
kopi luwak di modern coffee house berkisar antara Rp 50.000-200.000.
Kini, sebuah resor di Chiang Rai, Thailand, mengembangkan jenis kopi
baru, yang juga diproses dari kotoran hewan. Hotel Anantara mengklaim
bahwa kopi mereka adalah yang termahal di dunia. Pasalnya, biji-biji
kopi tersebut telah dimurnikan dari kotoran gajah yang mereka pelihara
sendiri di belakang resor.
"Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa selama proses pencernaan, enzim gajah
memecah protein kopi. Protein merupakan salah satu faktor utama dari
cita rasa pahit, maka pemecahan protein mengurangi rasa pahit itu
sendiri," kata resor dalam rilisnya, sebagaimana dilansir CNNGO,
(12/10).
Harga kopi kotoran gajah dibanderol USD 1.100 (Rp 10
juta) per kg atau USD 50 (Rp 480.250) per cangkir. Sebagai perbandingan,
kopi kotoran luwak dijual seharga USD 500-600 (Rp 4,8-5,7 juta) per kg
atau USD 30 (Rp 288.150) per cangkir. Dari hasil perbandingan ini, kita
bisa melihat bahwa kopi gajah dua kali lipat lebih mahal dibanding kopi
luwak asli Indonesia.
Penasaran dengan rasanya? Bagi Anda yang mengaku penikmat kopi,
jangan lewatkan kesempatan merasakan cita rasa kopi gajah. Mungkin ada
sesuatu yang unik dari jenis kopi tersebut.
Inventor: Canadian Blake Dinkin, 41, spent
$300,000 developing the production process. He said the first batch of
the coffee has all been sold
Acquired taste: A coffee bean picked from
elephant dung. The beans digest with bananas and sugar cane which Dinkin
says gives the coffee a fruity flavour
Smelly the elephant: The unique coffee is only available in several luxury hotels in Thailand, the Maldives and Abu Dhabi
Sifting through: A woman can be seen going through the dung, seeking out the expensive coffee beans
Getting their hands dirty: Most of the beans get lost in the digestive process, after they are crushed or chewed
Brew: Black Ivory coffee is poured into a cup at a hotel restaurant in Chiang Rai province, northern Thailand