Kura-kura raksasa Kepulauan Galapagos, Lonesome George ditemukan mati di Taman Nasional Galapagos.
Kabar resmi dari Taman Nasional Galapagos menyebut Lonesome George adalah jenis terakhir subspesies kura-kura Pulau Pinta (Chelonoidis nigra abingdoni).
Kelangkaan dan keunikan George membuat dia menjadi "duta besar" kepulauan yang berada di lepas pantai Ekuador, Amerika Selatan itu.
Kepulauan Galapagos dikenal sebagai rumah berbagai spesies hewan dan tanaman unik yang menolong Charles Darwin mengembangkan idenya terkait teori evolusi makhluk hidup.
Tidak satu orang pun yang mengetahui usia Lonesome George, namun para ilmuwan memperkirakan George berusia lebih dari 100 tahun. Usia George itu tidaklah terlalu tua untuk kura-kura sejenisnya yang diketahui bisa hidup melampaui usia satu abad.
Kematian George menjadi kehilangan besar bagi para ilmuwan yang berharap dia masih bisa bertahan setidaknya untuk beberapa dekade ke depan.
Sebenarnya upaya untuk melestarikan spesies Lonesome George terus dilakukan sejak para ilmuwan menemukan George pada 1972 lalu, namun semua upaya itu menemui kegagalan. Upaya awal adalah "menjodohkan" George dengan dua ekor kura-kura betina dari Gunung Berapi Wolf. Sayangnya telur yang dihasilkan ternyata tidak subur.
Kemudian dua ekor kura-kura dari Kepulauan Espanola yang memiliki garis kekerabatan terdekat dengan George didatangkan tahun lalu. Sayangnya sebelum upaya "penjodohan" ini berhasil, George sudah terlebih dulu mengembuskan napas terakhirnya.
Pihak Taman Nasional Galapagos menyatakan segera melakukan penyelidikan atas kematian Lonesome George yang sudah menjadi maskot Galapagos. Sejak kedatangan manusia ke kepulauan itu, jumlah kura-kura raksasa menurun secara signifikan.
Namun usaha penyelamatan yang dilakukan Taman Nasional dan Yayasan Charles Darwin cukup berhasil menambah kembali populasi kura-kura ini. Secara umum seluruh populasi kura-kura raksasa Galapagos meningkat dari hanya 3.000 ekor pada 1974 menjadi 20.000 ekor saat ini.